There Is Something Seriously Wrong About Still Being Up (and Very Much Against My Will) At 3 In The Morning
There is something seriously wrong about still being up (and very much against my will) at 3 in the morning because you've woken up from your 2 hours of sleep. You thought by sleep early you will get up in the morning unlike these past couple days but the universe is really a bitch because you find yourself woken up just a minute before midnight. And to top it all of you get a freaky headache and it intensify by the way of Kundera's writing in the Unbearable Lightness of Being. You predict you'll get sleep eventually by reading it while Phoebe chanting in the background but the truth couldn't be more far from the expectation because the shit show in my head just get more intense by the minute and i am very much aware that it annoys me. All i want is just get back to sleep again please brain give me a break.
More Posts from Martianactually
Di Stasiun
Sedari dulu aku memang menyukai stasiun. Bagiku keramaiannya adalah tempat yang menyenangkan. Sekaligus menenangkan. Sejak pindah ke kota ini, kereta menjadi sahabatku yang sejak hari pertama mengantarkan aku ke tempat-tempat yang tepat. Maaf ya kalau aku sebegini melankolis tentang stasiun.
Lalu kamu tiba-tiba menerobos antara aku dan stasiun. Kamu dan aku berbagi kenangan dengan stasiun. Ah.... sudahlah.
Tuhan, kenapa tiba-tiba kemampuanku merangkai kata sirna ya? Jujur saja, hanya kepadamu kata-kataku selalu tertahan dan keluar berkelindan dan acak adul. Tuhkan, aku tidak koheren lagi. Tapi dalam kasus ini aku menyalahkan jiwaku yang belum terkumpul rapi karena tersentak bangun dari mimpi yang terasa nyata sekali. Hitung mundur masinis itu masih terngiang. Tangga itu masih terasa. Stasiun yang mirip manggarai namun agak seperti Stasiun Bogor yang bercampur dengan imajinasiku tentang stasiun-stasiun di Jepang karya Murakami. Aku masih bisa mendengar Kelapa Gading disebut, aku masih bisa merasakan ketergesaanku dan aku masih mengingatmu. Meskipun aku sekarang sudah lupa, kita tadi habis menonton pertunjukan apa sih? Ingin sekali kutanya padamu karena kita berada di gedung yang sama dan kita berada di Stasiun yang sama pula.
Di saat seperti inilah aku bingung, entah ingin menyalahkan, berterima kasih, atau merutuk pencipta Stasiun kereta. Atau padamu, yang sudah lancang sekali menginterupsi aku dan Stasiun. Aku harus berhenti. Lama-lama tulisanku benar-benar tidak koheren lagi. Tapi aku takut kalau aku terlelap lagi dan aku berada di Stasiun itu, kamu masih berada di sana. Melihatku kasat mata.
10 Februari 2020.
02:39
Apa kamu sedang berada di Stasiun?
Luruh dan Kembali
Sudah cukup sampai disini saja, bisik hatiku setelah ia berdiskusi lama dengan logika. Sampai harus mencari wangsit jauh-jauh ke pegununganKu.
Kita memulainya dengan sebuah ketidaksiapan. Sampai kaget aku dibuatnya, lantas bingung. Itulah sebabnya semua menjadi tidak jelas. Area abu-abu, tidak berpenghuni, tanpa arah.
Tapi tak apa, sekarang aku memutuskan untuk berhenti. Berhenti untuk mengharapkan. Dan berhenti merasa terluka. Kalaupun ternyata aku terluka dan kemudian membekas, aku telah siap dengan balutan dan obat merah. Sejauh ini aku telah mampu mengangguk mafhum pada luka. Alih-alih mengernyit dan panik mencari cara untuk menutupnya. Aku sudah siap. Selamat tinggal dan sampai jumpa.
Diselesaikan pada 20 Maret 2020. Ditulis pada 15 Mei 2019.
It's raining and i want to cry. A whole lot. But i can't.
Memulai
Seperti kata orang-orang itu, awal selalu yang paling susah. Begitu juga dengan memulai.
Sekarang aku ingin berhenti berangan-angan. Berhenti menunda. Aku ingin memulai. Memulai untuk serius. Serius melukis. Serius lari. Serius menulis. Serius belajar. Serius masak. Serius bersyukur. Serius berteman. Aku bisa membuat daftar panjang tentang ini karena banyak hal yang bisa kita lakukan jika kita serius. Serius tidak hanya menjanjikan fokus yang kadang bisa hilang. Serius memberikan determinasi dan niat bahwa semuanya harus dilakukan dengan tuntas. Tapi serius tanpa fokus akan pincang. Karena ketika fokus pergi, distraksi datang silih berganti. Disini fokus memberikan petunjuk ke arah yang tepat. Alih-alih bereksperimen dengan banyak rute yang bisa membuatmu lelah, tersesat, marah dan kemudian menyerah.
Keseriusan sering muncul dimana-mana. Terutama di obrolan sehari-hari. Seperti ibu yang bertanya pada anaknya yang hendak merantau. Seperti sepasang sahabat yang berdiri di sebuah kamar pas di pusat perbelanjaan. Seperti tetangga yang duduk di atas aspal dengan sepotong cerita. Seperti aku yang mendengar harga bawang bombay akhir-akhir ini. Juga seperti kekasih yang tidak ingin saling menyakiti.
Semuanya dimulai dengan sebuah kalimat, “Serius?”
Ditulis 28 Juli 2019
Diselesaikan 29 Maret 2020
Sometimes i just want to be around people. Not necesserily my closed one. Have that party with few persons. Eat good foods, have amazing cake, some drinks, talks, few games, listen some good music or watch some movies. I guess i just need their presence and maybe their auras so i can feel that im alive.