Turun Ngewakilin Rt Dalam Pertandingan Beregu Itu Bebannya Sangat Terasa. Ngga Kebayang Gimana Mentalnya
Turun ngewakilin rt dalam pertandingan beregu itu bebannya sangat terasa. Ngga kebayang gimana mentalnya atlet ketika dipercaya wakilin negara dan semisal kalah itu kalau dihujat pedes banget.
Baru kali ini sama cece ketika main dari awal game-selesai cece banyak nenanginnya, kaget aja, 10 tahun lalu les bareng kita ngga pernah jadi pasangan karena sama-sama main single. "Udah 18 nih, 4 point lagi ya" "Jangan buru-buru yang penting koknya masuk aja dulu" "Sorryy" "Tenangg, tenangg" "Siaapp yaa" "Kamu yang eksekusi yaa" "Kalau lagi di depan fokus jangan mikirin belakang, aku yang cover" "Iyaa gapapa"
Dulu pernah dinasehatin sama senior "Kamu harus belajar percaya sama pasanganmu" Percaya kalau dia bisa cover dan mainnya rapih ngga panikan. "Kalau kamu bisa in sama cece kalian yang turun yaa" Lawannya agak hmmm karna pernah liat pas latihan di hall, ku saja sudah ovt tapi yaa berjuang nomer 1 hasil urusan terakhir walau hasil itu yang paling diliat sama orang 😅

-
asoeateeputroephon liked this · 1 year ago
-
abdillahblog liked this · 1 year ago
-
gelaskuning liked this · 1 year ago
More Posts from Abdillahblog
Alhamdulillah 1 kunci menuju krapyak telah terbuka. Mari berusaha membuka kunci lainnya...
"Maa" Suara halus itu, aku mendengarnya
"Buu, dipanggil" Sahutku
"Sama siapa?" Segera menoleh ke kanan dan kiri
Sebagai jawaban, jempol tanganku menunjuk ke arah dalam rumah.
Lagi dan lagi, aku tidak pernah suka situasi seperti ini..
"Apa toh Dil" Suara guru ngajiku disaat aku ingin menghampirinya, hanya tersenyum dan salim, aku tidak mengatakan sepatah kata pun.
"Catatannya, yang ngga ngeroko ya Mil" Ucap guruku kepada iparnya, tentu saja guruku sedang meledek aku.
"Kumisan ngga?" Sahut ipar guruku
"Lele dong" Timpalku
Untuk seseorang yang tidak bisa aku ajak bicara secara langsung. Aku tau aku bukan siapa-siapa. Aku sangat cukup tau diri. Maaf kalau aku secara tidak langsung pernah memiliki prasangka yang kurang baik, aku sungguh minta maaf. Aku selalu menginjak-injak perasaanku supaya ia tidak tumbuh semakin tinggi, aku selalu mengabaikan dan berusaha untuk tidak memikirkannya, cara ini paling mudah. Ini menyiksa tapi aku harus melakukannya.
Jika pada akhirnya akan bersama, semoga itu ketetapan terbaik. Jika tidak aku yakin itu juga keputusan yang sangat terbaik. Sangat tidak mudah. Aku merasa disayang sekali oleh kedua orang tuamu bahkan beliau termasuk ke dalam kriteria mertua yang ideal untuk penghafal Al-Qur'an kata guruku. Aku mungkin akan sedikit iri dengan ia yang menjadi istrimu.
Tapi, seingin apapun aku jika Allah tidak mengizinkan, aku bisa apa? Aku hanya budak Allah yang berusaha menjalankan takdir yang telah ditetapkan olehNya dengan sebaik-baiknya. Aku hanya bisa mengatur hatiku untuk tetap ridho dengan keputusan Rabbku. Proses penghambaan seluruh jiwa dan jua raga ini sangat menyakitkan secara lahir dan batin. Tapi aku tau aku akan terbiasa, cepat atau lambat. Semoga dirimu dan seluruh keluargamu selalu Allah lindungi dan jaga dengan perlindungan dan penjagaan terbaik olehNya. Semoga keinginan orang tuamu memiliki menantu sholihah bisa terwujud melalui dirimu dan adikmu. Aku masih ingat wajahmu yang mencari tau suara didepan pintu dan aku melihat matamu. Baiklah, mohon maaf lahir dan batin yaa..
- Setiap kita adalah Ibrahim, malam takbiran Idul Adha
Untuk saat ini tekanannya bukan karena ditanya "kapan nikah?" "udah dapet kerjaan?"
Tapi "kapan berangkat ke Pesantren?"
Pas udah di Pesantren "kapan khatam?" dan seterusnya
Beda prioritas & masa, level pertanyaan yang ngebuat tertekan pun berbeda #nikmatinprosesnya
Lagi ngomongin persiapan wisuda kampus bersama Bude, eh akhirannya...
🧕🏻: "Biasa aja ya Dil wisuda kampus?"
🧕🏻: "Iyaaaa, aku udah pernah wisuda tahfidh, lebih keren. Mungkin karena perjuangan kuliah ngga kaya ngafal jadi rasanya biasa aja"
🧕🏻: "Apa lagi kalau nanti wisuda lagi disebut bil ghoib, 30 Juz"
Seperti halnya ketika kita makan sepotong buah, semua itu selalu tertulis untuk kita, sejak ia tumbuh dari pohon, melewati semua orang dan melakukan perjalanan jauh hingga ada di tangan kita.
Semua telah dimaksudkan untuk menjadi milik kita. Segala sesuatu di dunia ini yang dimaksudkan untuk menjadi milik kita telah tertulis nama kita di atasnya. Dan Allah telah menghendaki untuk pada akhirnya sampai kepada kita, dengan satu atau berbagai macam cara.
Dari setiap butir nasi yang pernah kita makan, hingga setiap orang yang kita cintai.