kuaslangit - Kuas Langit
Kuas Langit

Ruang bising isi kepala

80 posts

Sawang Sinawang

Sawang sinawang

begitulah paribasan jawa mengatakan

Terkadang kita hanya melihat orang lain dari kacamata kita saja

Kaca mata yang selalu memandang orang lain dengan kata "wah"

"wah …"

"wah …"

"wah…"

Seorang kawan pernah berkata "urip iku sawang sinawang, mulane aja nyawang sing kesawang thok"

Setiap kita punya masa juangnya masing-masing yang tak diketahui orang lain. Bisa jadi yang "kesawang" itulah hasil dari perjuangannya yang berdarah-darah. Barangkali hitu hasil dari jatuhnya berkali-kali namun menolak untuk menyerah segera.

Alih-alih berjuang, malah sibuk "nyawang" pencapaian orang.

Pun dengan kita, kadang dimata orang terlihat "wah" tanpa mereka ketahui dibalik layarnya kita berjuang, pun tak perlu orang lain tahu.


More Posts from Kuaslangit

5 months ago

Terlalu riuh, sampai tak tahu mulai dari mana


Tags :
3 months ago

1#

Teringat sebuah nasihat, "kalau mengajar dari hati, maka akan sampai ke hati juga" Dari hati ke hati. Bagaimana maksudnya?

Mengajar tidak sekadar dimaknai sebagai proses penyampaian materi. Lebih dari itu, ada nilai-nilai yang tersampaikan di sana. Ada makna yang dibentuk secara khusus lewat bahasa cinta. Ketika ada yang jail, ia tak mudah tersulut, karena ada cinta. Kecintaan yang mendorong untuk memberikan pembelajaran yang terbaik, dengan cinta pula, guru mendorong siswa menemukan sendiri cara belajarnya. Apakah itu mudah? Tentu tidak. namun bukan berarti mustahil bukan.

Jika masih sering tersulut, cobalah tengok ke dalam diri, barangkali ada yang masih keliru, niat misalnya 😌.

Reminder untuk diri, untuk selalu menjaga dan memperbarui niat.


Tags :
5 months ago

Jika boleh menyederhanakan pemaknaan dalam hidup, kehidupan itu bagi saya adalah perihal mengukir syukur dan sabar.

Bagaimana dengan ibadah? Dimanakah letak ibadah dalam kehidupan ini? Bukankah puncak tertinggi dari ibadah seorang hamba adalah sebagai manifestasi syukur atas segala kebaikan yang Allah limpahkan kepada hamba-Nya?

Sebagaimana dahulu Aisyah RA bertanya-tanya mengapa Rasulullah SAW rela berdiri lama dalam shalat malamnya, padahal beliau sudah diampuni segala dosanya, baik yang telah lalu maupun yang akan datang. Rasulullah SAW pun menjawab, "Yaa Aisyah, afala akunu 'abdan syakura? (Wahai Aisyah! Tidakkah aku pantas menjadi hamba yang bersyukur?)".

Bagaimana dengan sabar? Setiap manusia akan diuji pada titik terlemahnya, sebagai bentuk tamhis (seleksi) akan kemurnian iman yang terkandung di dalam hati. Orang-orang yang mulia, para Nabi dan Rasul, telah begitu banyak menggoreskan tinta kisah tentang betapa luar biasanya mereka dalam soal kesabaran.

Nabi Ibrahim AS diuji dengan penantian panjang untuk hadirnya seorang anak, Nabi Ayub AS dengan penyakit yang parah, Nabi Yusuf AS oleh pengkhianatan saudara-saudaranya, dan tentu saja Rasulullah SAW, yang menorehkan begitu banyak kisah kesabaran, termasuk saat beliau memaafkan masyarakat Thaif yang menyakitinya, seraya berkata kepada malaikat yang menawarkan hukuman, "Sesungguhnya mereka hanya tidak tahu".

Pada akhirnya, hidup adalah perjalanan panjang yang penuh dengan nikmat dan ujian. Syukur dan sabar adalah dua kunci utama yang akan menuntun kita melewati perjalanan ini dengan hati yang tenang dan jiwa yang kokoh. Syukur menjadikan kita hamba yang selalu dekat dengan-Nya, sementara sabar memberikan kekuatan untuk tetap teguh meski badai kehidupan datang menghampiri.

1 year ago

Bait-bait yang telah ku rangkai Tanpa tahu kapan ku urai Karena yang ada kadang abai Hanya Air mata yang berderai

Hanya satu yang ku tahu Satu zat tak pernah ragu siang malam selalu menunggu rapal doa yang tergugu

9 months ago

Ternyata

Gak harus sama dia.

Gak, harus sama dia!

Dua kalimat yang yang sekilas terlihat sama, namun memiliki makna yang berbeda. Aku lebih memilih kalimat pertama. Gak harus sama dia. Ternyata gak sama dia, gapapa. Ternyata punya rasa yang ga sampai, gapapa. Ternyata sendiri dulu, gapapa.


Tags :